Wednesday, January 9, 2013

Resume Atresia Esophagus


Atresia Esophagus
 

Kelainan bawaan pada neonatus dapat terjadi pada berbagai organ tubuh. Salah satunya adalah Atresia Esophagus. Atresia esophagus adalah gangguan pembentukan dan pergerakan lipatan pasangan kranial dan satu lipatan kaudal pada usus depan primitive. 



Athresia Esophagus adalah perkembangan embrionik abnormal esophagus yang menghasilkan pembentukan suatu kantong (blind pouch), atau lumen berkurang tidak memadai yang menghambat perjalanan makanan / sekresi dari faring ke perut. Secara sederhana,Atresia Esophagus adalah esophagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna. Pada atresia esophagus, kerongkongan menyempit atau buntu, tidak tersambung dengan lambung sebagaimana mestinya.

Kebanyakan bayi yang menderita atresia esofagus juga memiliki fistula trakeoesofageal (suatu hubungan Abnormal antara kerongkongan dan trakea/pipa udara). Ini disebabkan oleh tumor esophagus dan bayi lahir prematur, tapi tidak semua bayi yang lahir premature mengalami penyakit ini. 

Atresia esofagus amerupakan  kelainan bawaan yang terjadi pada satu dari 2500-300 kelahiran. Kasus familial / sindrom atresia esofagus yang sangat langka, dan 2 sampai 3 kali lebih sering terjadi pada anak kembar. Seratus dua pasien(sekitar 57 % bayi) dengan atresia esofagus memiliki 237 anomali tambahan seperti yang paling sering terjadi di kardiovaskular pencernaan, malformasi ,  dan sistem organ muskuloskeletal.  Malformasi rangka termaksud hemivertebra dan perkembanga abnormal radius serta malformasi ginjal dan urogenital sering terjadi, semua kelainan ini disebut sidrom vecterl.

Lima puluh lima persen dari kematian muncul akibat dari anomali yang parah hidup berdampingan, sedangkan 45% sisanya dari kematian tampaknya terjadi sebagai akibat dari adanya atresia esofagus.
 
Anomali terdeteksi antenatal dalam kasus 49% dengan bantuan USG. Bayi prematur memiliki insiden empat kali lebih banyak cacat bawaan dibandingkan dengan bayi panjang. Ini merupakan "fenomena seleksi alam". Associated hydroamnios juga menyumbang persalinan prematur malformasi kongenital yang sama lebih sering ditemukan pada bayi berat badan lahir rendah.
Manifestasi klinik pada neonatus dengan atresia esophagus ditandai dengan gangguan Proses menelan waktu lahir dan terjadi gangguan pernapasan, air liur selalu meleleh dari mulut bayi dan berbui. Pada fistula trakea esophagus , cairan lambung juga dapat masuk kedalam paru, oleh karena itu bayi sering sianosis. Pemberian minum dapat menyebabkan batuk atau seperti tercekik dan bayi sianosis.  Jika terdapat fistula trekoesofagus, perut bayi tampak membuncit karena terisi udara.
Tipe Atresia Esofagus:
1. Tipe A
(5% sampai 8%) kantong buntu disetiap ujung asofagus, terpisah jauh dan     tanpahubungan ke trakea.
2.Tipe B
(jarang) kantong buntu disetiap ujung esophagus dengan fistula dari trakea ke segmen esophagus bagian atas.
3.Tipe C
(80% sampai 95%) segmen esophagus proksimal berakhir pada kantong buntu, dan segmen distal dihbungkan ke trakea atau bronkus primer dan fistula pendek pada atau dekat bifurkasi.
4. TIPE D (jarang)
Kedua segmen esophagus atas dan bawah dihubungkan  ke trakea.
5. TIPE E (jarang disbanding A atau C)
Sebaliknya trakea dan esophagus nomal dihubungkan dengan fistula umum.
Untuk mengurangi gejala atau mengobati kelainan ini diantaranya adalah dengan mempertahankan posisi bayi atau pasien dalam kondisi tengkurap yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya aspirasi, mempertahankan keefektifan fungsi respirasi dan dilakukuan tindakan pembedahan.
Sebuah teknik baru untuk perbaikan primer Atresia adalah dengan operasi yang dilakukan melalui teknik torakotomi klasik yang tepat extrapleurally. Hasil setelah operasi ini adalah tinggal di rumah sakit pasca operasi , makan tidak  melalui mulut minimal 3 hari, maksimal 12 hari. Komplikasi awal dari operasi atresia esofagus seperti kebocoran pada sisi anastomis, fistula kambuhan atau berulang ,dan Trakeomalaisia.

No comments:

Post a Comment