Atresia Esophagus
Kelainan
bawaan pada neonatus dapat terjadi pada berbagai organ tubuh. Salah satunya
adalah Atresia Esophagus. Atresia esophagus adalah gangguan pembentukan dan
pergerakan lipatan pasangan kranial dan satu lipatan kaudal pada usus depan primitive.
Athresia Esophagus adalah perkembangan
embrionik abnormal esophagus yang menghasilkan pembentukan suatu kantong (blind
pouch), atau lumen berkurang tidak memadai yang menghambat perjalanan makanan /
sekresi dari faring ke perut. Secara sederhana,Atresia Esophagus adalah
esophagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna. Pada atresia
esophagus, kerongkongan menyempit atau buntu, tidak tersambung dengan lambung
sebagaimana mestinya.
Kebanyakan bayi yang menderita atresia
esofagus juga memiliki fistula trakeoesofageal (suatu hubungan Abnormal antara
kerongkongan dan trakea/pipa udara). Ini
disebabkan oleh tumor esophagus dan bayi lahir prematur, tapi tidak semua bayi
yang lahir premature mengalami penyakit ini.
Atresia
esofagus amerupakan kelainan bawaan yang
terjadi pada satu dari 2500-300 kelahiran. Kasus familial / sindrom atresia
esofagus yang sangat langka, dan 2 sampai 3 kali lebih sering terjadi pada anak
kembar. Seratus dua pasien(sekitar 57 %
bayi) dengan atresia esofagus memiliki
237 anomali tambahan seperti yang paling sering terjadi di kardiovaskular pencernaan, malformasi , dan sistem organ muskuloskeletal. Malformasi rangka
termaksud hemivertebra dan perkembanga abnormal radius serta malformasi ginjal
dan urogenital sering terjadi, semua kelainan ini disebut sidrom vecterl.
Lima puluh lima persen dari kematian muncul akibat dari anomali
yang parah hidup berdampingan, sedangkan 45% sisanya dari kematian tampaknya terjadi
sebagai akibat dari adanya atresia esofagus.
Anomali terdeteksi antenatal dalam kasus 49% dengan
bantuan USG. Bayi prematur memiliki insiden empat kali lebih
banyak cacat bawaan dibandingkan dengan bayi panjang. Ini merupakan "fenomena
seleksi alam". Associated hydroamnios juga menyumbang persalinan prematur malformasi
kongenital yang sama lebih sering ditemukan pada bayi berat badan lahir rendah.
Manifestasi klinik pada neonatus dengan atresia esophagus ditandai
dengan gangguan Proses menelan waktu lahir dan terjadi gangguan pernapasan, air
liur selalu meleleh dari mulut bayi dan berbui. Pada fistula trakea esophagus ,
cairan lambung juga dapat masuk kedalam paru, oleh karena itu bayi sering
sianosis. Pemberian minum dapat menyebabkan batuk atau seperti tercekik dan
bayi sianosis. Jika terdapat
fistula trekoesofagus, perut bayi tampak membuncit karena terisi udara.
Tipe
Atresia Esofagus:
1.
Tipe A
(5% sampai 8%) kantong buntu disetiap ujung asofagus, terpisah jauh dan tanpahubungan ke trakea.
2.Tipe B
(jarang) kantong buntu disetiap ujung esophagus dengan fistula dari trakea ke segmen esophagus bagian atas.
3.Tipe C
(80% sampai 95%) segmen esophagus proksimal berakhir pada kantong buntu, dan segmen distal dihbungkan ke trakea atau bronkus primer dan fistula pendek pada atau dekat bifurkasi.
4. TIPE D (jarang)
Kedua segmen esophagus atas dan bawah dihubungkan ke trakea.
5. TIPE E (jarang disbanding A atau C)
Sebaliknya trakea dan esophagus nomal dihubungkan dengan fistula umum.
(5% sampai 8%) kantong buntu disetiap ujung asofagus, terpisah jauh dan tanpahubungan ke trakea.
2.Tipe B
(jarang) kantong buntu disetiap ujung esophagus dengan fistula dari trakea ke segmen esophagus bagian atas.
3.Tipe C
(80% sampai 95%) segmen esophagus proksimal berakhir pada kantong buntu, dan segmen distal dihbungkan ke trakea atau bronkus primer dan fistula pendek pada atau dekat bifurkasi.
4. TIPE D (jarang)
Kedua segmen esophagus atas dan bawah dihubungkan ke trakea.
5. TIPE E (jarang disbanding A atau C)
Sebaliknya trakea dan esophagus nomal dihubungkan dengan fistula umum.
Untuk mengurangi gejala atau mengobati kelainan ini diantaranya
adalah dengan mempertahankan posisi bayi atau pasien dalam kondisi tengkurap
yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya aspirasi, mempertahankan
keefektifan fungsi respirasi dan dilakukuan tindakan pembedahan.
Sebuah teknik baru untuk perbaikan primer Atresia adalah dengan operasi yang dilakukan melalui teknik torakotomi klasik yang tepat
extrapleurally. Hasil setelah
operasi ini adalah tinggal di rumah sakit pasca operasi , makan
tidak melalui mulut minimal 3 hari, maksimal 12 hari. Komplikasi awal dari operasi atresia esofagus
seperti kebocoran pada sisi anastomis, fistula
kambuhan atau berulang ,dan Trakeomalaisia.
No comments:
Post a Comment