Wednesday, January 9, 2013

All About Penguin

Penguin
Penguin atau pinguin (ordo Sphenisciformes, famili Spheniscidae) adalah hewan yang hidup di kutub selatan, dan merupakan  sejenis burung yang tidak bisa terbang. Namun pinguin tidak hanya ditemukan di daerah dingin atau di Antartika saja.Terdapat tiga spesies pinguin yang hidup di daerah tropis. Salah satu spesies hidup di Kepulauan Galapagos (Pinguin Galapagos) dan biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan.

Ukuran
Spesies penguin terbesar adalah Penguin Kaisar (Aptenodytes forsteri) dengan tinggi mencapai 1,1 meter dan berat 35 kilogram atau lebih. Spesies penguin terkecil adalah Penguin Peri (Eudyptula Minor) dengan tinggi sekitar 40 cm dan berat satu kg. Secara umum, penguin yang berukuran besar lebih dapat mempertahankan suhu tubuhnya sehingga dapat bertahan di daerah dingin, sementara penguin yang berukuran lebih kecil biasanya ditemukan di daerah yang lebih hangat bahkan daerah tropis.

Bentuk tubuh
Tubuh pinguin sangat sesuai untuk berenang dan hidup di air. Sayapnya merupakan pendayung dan tidak mampu untuk terbang. Di daratan pinguin menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga keseimbangan ketika berjalan.
Setiap pinguin memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap (biasanya hitam) di sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air akan sulit untuk melihat pinguin karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan pantulan permukaan air laut. Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan pinguin dari pandangan hewan pemangsa di atas air.



Kemampuan Berenang, menyelam, berjalan, dan meluncur
Pinguin mampu berenang dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27km/jam. Pinguin yang berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit dari permukaan air untuk menangkap makanan. Pinguin yang berukuran lebih besar, yaitu pinguin emperorbisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter selama 20 menit. Untuk menghemat energi, terkadang pinguin berjalan dengan kaki pendeknya atau meluncur di salju dengan perutnya

Makanan
Penguin memakan krill (sejenis udang), ikan,cumi-cumi dan hewan air lainnya yang tertangkap ketika berenang di laut dengan paruhnya. Penguin dapat meminum air laut karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring kelebihan garam laut dari aliran darah. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran pernapasan penguin.

Kemampuan Penginderaan
Pinguin memiliki pendengaran yang amat baik. Jika berada di daratan, pinguin amat mengandalkan pendengarannya. Mata pinguin beradaptasi untuk penglihatan bawah air dalam mencari makanan dan menghindar dari pemangsa. Kemampuan daya penciuman pinguin hingga saat ini masih belum banyak diketahui dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Jenis kelamin
Untuk melihat jenis kelamin pinguin sangat sulit, karena pinguin tidak memiliki kelamin eksternal. Akibatnya untuk membedakan jenis kelamin pinguin, manusia harus memakai teknik pemeriksaan kromosom/DNA. Tapi sebenarnya pinguin mempunyai bunyi yang unik, apabila si betina mendarat, dia akan mengeluarkan bunyi untuk menjejaki si jantan. Sedangkan si jantan juga akan mengeluarkan bunyi sebagai sinyal balasan untuk memberitahu dimana tempat dia berada.

Keistimewaan
1. Pinguin terlihat tidak takut dengan kehadiran manusia. Mereka akan mendekat pada kelompok peneliti yang sedang mempelajari mereka.
2. Pinguin merupakan hewan penyayang anak. Satu bentuk pertengkaran besar antar pinguin akan terjadi jika seekor ibu pinguin kehilangan anaknya (karena tidak bisa bertahan dalam badai besar atau dimakan oleh hewan pemangsa).Jika seekor anak hilang, maka ibu pinguin akan “mencuri” seekor anak pinguin dari ibu pinguin yang lain. Tingkah laku ini menarik perhatian ilmuwan. Menariknya, pinguin-pinguin betina lain dalam kelompok pinguin tersebut tidak menyukai “pencurian” ini dan akan menolong dan “membela” ibu pinguin yang anaknya dicuri.
3.  Pinguin merupakan hewan yang setia dengan pasangannya. Pinguin jantan akan setia pada satu penguin betina saja. Selain itu apabila si betina bertelur, si jantan akan menjaga (mengeramkan) telur tersebut selama berbulan-bulan lamanya. Si betina akan menyelam ke dasar lautan untuk mencari makanan (ikan). Dalam tempo itu, si jantan sangat bersabar berpuasa menjaga keselamatam telur. Si betina akan pulang membawa makanan setelah si anak menetas.

Alasan Pinguin Tidak Bisa Terbang

1.Makanan Utama Penguin Berada di Dalam Air
Seperti yang kita ketahui, makanan utama penguin adalah ikan dan makhluk hidup laut lainnya semisal udang dan cumi-cumi. Ikan yang menjadi santapan utama penguin ini berenang cukup dalam di bawah permukaan air. Sehingga terbang seperti elang atau burung pemakan ikan lainnya kemudian menyergap ikan yang berenang di permukaan tidak akan membuat penguin dapat menangkap ikan-ikan ini dengan mudah. Untuk bisa menangkap mangsanya tidak ada jalan lain melainkan dengan cara menyelam. Oleh karena itu, penguin harus menyelam dan bukannya terbang. Selain itu, hampir tidak ada predator tanah yang memangsa penguin, sehingga membuat penguin tidak perlu untuk mengembangkan mekanisme pertahanan dengan cara terbang untuk menjauhi predator tersebut. Sederhananya, mereka tidak terbang karena mereka tidak perlu untuk terbang.

2.Bobot Tubuh Penguin Terlalu Berat
Penguin tidak bisa terbang di udara karena sayap mereka terlalu kecil untuk dapat mengangkat berat badan mereka yang cukup besar. Daya yang diperlukan untuk tetap melayang melawan gravitasi sebanding dengan lebar sayap. Sayap yang penguin miliki berukuran sangat kecil, selain itu bobot tubuh mereka juga sangat berat. Penguin yang paling berat memiliki bobot yang jauh lebih berat daripada burung-burung yang dapat terbang yang terberat. Tubuh berat penguin adalah hasil dari struktur tulang khusus mereka dan lemak yang mereka bawa. Lemak ini berguna melindungi penguin dari cuaca dingin yang ekstrem (Baca: Cara Penguin Bertahan dalam Kondisi Dingin yang Ekstrem). Air dingin dapat menghilangkan panas dari tubuh lebih cepat daripada udara, sehingga isolator untuk menahan panas dengan baik sangat diperlukan, yaitu lemak. Berdasarkan perhitungan ilmu penerbangan, penguin harus mengepakkan sayapnya sekurang-kurangnya 35 kali per detik (setara dengan burung kolibri) untuk tetap melayang di udara. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan energi dalam jumlah yang besar, sementara penguin tidak memilikinya. Bahkan penguin tidak mampu hanya untuk menciptakan energi yang cukup untuk lepas landas memulai penerbangannya.

3.Sayap Penguin Terlalu Kecil
Jika penguin tidak bisa terbang karena mereka memiliki sayap kecil seperti itu, maka mengapa mereka memiliki sayap yang kecil? Karena air memiliki masa jenis yang jauh lebih besar daripada udara, sayap penguin harus lebih pendek dan lebih gemuk dibandingkan dengan sayap burung terbang. Karena, dengan sayap kecil tersebut penguin hanya terkena sedikit hambatan oleh air dan membuat penguin lebih lincah dan tangkas di dalam air. Tulang sayap mereka menyatu dengan lurus, bukan miring seperti burung terbang, dan hal ini membuat sayap penguin lebih kaku dan lebih kuat seperti sebuah sirip. Sayap kecil dan bentuk tubuh yang ramping penguin sangat ideal untuk menyelam di dalam air. Sayap yang lebih besar akan menciptakan hambatan yang terlalu banyak, sedangkan sayap penguin yang berukuran kecil sangat baik untuk berenang dan menyelam dalam kecepatan tinggi.

4.Penguin Memiliki Struktur Tulang yang Padat dan Berat
Tidak seperti kebanyakan burung atau unggas lainnya, penguin tidak memiliki tulang yang berongga, sehingga penguin menjadi jauh lebih berat dan lebih sulit untuk sayap kecil mereka mengangkat tubuh mereka yang berat ini untuk dapat terbang. Sedangkan kebanyakan burung terbang akan memiliki tulang berongga untuk membuat bobot tubuh lebih ringan sehingga lebih mudah ketika terbang. Struktur tulang yang padat pada penguin bertindak sebagai semacam pemberat untuk membantu ketika mereka menyelam. Selain itu, tulang yang padat juga lebih tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan tekanan air yang tinggi ketika mereka menyelam.

5.Penguin Dirancang Untuk "Terbang" di Dalam Air
Penguin memiliki tingkat mioglobin yang lebih tinggi. Mioglobin adalah cara utama penguin untuk menyimpan cadangan oksigen ketika menyelam dalam waktu yang lama. Berbeda dengan otot-otot pada burung terbang yang dipenuhi dengan mitokondria dan enzim untuk menambah daya dan energi yang digunakan untuk penerbangan. Burung terbang tidak bisa menghabiskan banyak waktu di bawah air seperti penguin karena mereka memiliki mioglobin lebih sedikit. Selain itu, bulu penguin juga dioptimalkan untuk lingkungan akuatik. Bulu penguin yang pendek dan ketat untuk membuat permukaan halus sehingga hambatan ketika menyelam di dalam air akan menjadi lebih rendah. Sementara burung terbang memiliki bulu yang sangat berbeda yang halus untuk menjebak udara dan mengangkat mereka terbang di angkasa.

Unique Version Photos, Taken By Us

Bakal Tunas

Leaves in Bamboo sp

Resume Atresia Esophagus


Atresia Esophagus
 

Kelainan bawaan pada neonatus dapat terjadi pada berbagai organ tubuh. Salah satunya adalah Atresia Esophagus. Atresia esophagus adalah gangguan pembentukan dan pergerakan lipatan pasangan kranial dan satu lipatan kaudal pada usus depan primitive. 



Athresia Esophagus adalah perkembangan embrionik abnormal esophagus yang menghasilkan pembentukan suatu kantong (blind pouch), atau lumen berkurang tidak memadai yang menghambat perjalanan makanan / sekresi dari faring ke perut. Secara sederhana,Atresia Esophagus adalah esophagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna. Pada atresia esophagus, kerongkongan menyempit atau buntu, tidak tersambung dengan lambung sebagaimana mestinya.

Kebanyakan bayi yang menderita atresia esofagus juga memiliki fistula trakeoesofageal (suatu hubungan Abnormal antara kerongkongan dan trakea/pipa udara). Ini disebabkan oleh tumor esophagus dan bayi lahir prematur, tapi tidak semua bayi yang lahir premature mengalami penyakit ini. 

Atresia esofagus amerupakan  kelainan bawaan yang terjadi pada satu dari 2500-300 kelahiran. Kasus familial / sindrom atresia esofagus yang sangat langka, dan 2 sampai 3 kali lebih sering terjadi pada anak kembar. Seratus dua pasien(sekitar 57 % bayi) dengan atresia esofagus memiliki 237 anomali tambahan seperti yang paling sering terjadi di kardiovaskular pencernaan, malformasi ,  dan sistem organ muskuloskeletal.  Malformasi rangka termaksud hemivertebra dan perkembanga abnormal radius serta malformasi ginjal dan urogenital sering terjadi, semua kelainan ini disebut sidrom vecterl.

Lima puluh lima persen dari kematian muncul akibat dari anomali yang parah hidup berdampingan, sedangkan 45% sisanya dari kematian tampaknya terjadi sebagai akibat dari adanya atresia esofagus.
 
Anomali terdeteksi antenatal dalam kasus 49% dengan bantuan USG. Bayi prematur memiliki insiden empat kali lebih banyak cacat bawaan dibandingkan dengan bayi panjang. Ini merupakan "fenomena seleksi alam". Associated hydroamnios juga menyumbang persalinan prematur malformasi kongenital yang sama lebih sering ditemukan pada bayi berat badan lahir rendah.
Manifestasi klinik pada neonatus dengan atresia esophagus ditandai dengan gangguan Proses menelan waktu lahir dan terjadi gangguan pernapasan, air liur selalu meleleh dari mulut bayi dan berbui. Pada fistula trakea esophagus , cairan lambung juga dapat masuk kedalam paru, oleh karena itu bayi sering sianosis. Pemberian minum dapat menyebabkan batuk atau seperti tercekik dan bayi sianosis.  Jika terdapat fistula trekoesofagus, perut bayi tampak membuncit karena terisi udara.
Tipe Atresia Esofagus:
1. Tipe A
(5% sampai 8%) kantong buntu disetiap ujung asofagus, terpisah jauh dan     tanpahubungan ke trakea.
2.Tipe B
(jarang) kantong buntu disetiap ujung esophagus dengan fistula dari trakea ke segmen esophagus bagian atas.
3.Tipe C
(80% sampai 95%) segmen esophagus proksimal berakhir pada kantong buntu, dan segmen distal dihbungkan ke trakea atau bronkus primer dan fistula pendek pada atau dekat bifurkasi.
4. TIPE D (jarang)
Kedua segmen esophagus atas dan bawah dihubungkan  ke trakea.
5. TIPE E (jarang disbanding A atau C)
Sebaliknya trakea dan esophagus nomal dihubungkan dengan fistula umum.
Untuk mengurangi gejala atau mengobati kelainan ini diantaranya adalah dengan mempertahankan posisi bayi atau pasien dalam kondisi tengkurap yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya aspirasi, mempertahankan keefektifan fungsi respirasi dan dilakukuan tindakan pembedahan.
Sebuah teknik baru untuk perbaikan primer Atresia adalah dengan operasi yang dilakukan melalui teknik torakotomi klasik yang tepat extrapleurally. Hasil setelah operasi ini adalah tinggal di rumah sakit pasca operasi , makan tidak  melalui mulut minimal 3 hari, maksimal 12 hari. Komplikasi awal dari operasi atresia esofagus seperti kebocoran pada sisi anastomis, fistula kambuhan atau berulang ,dan Trakeomalaisia.

Unique Cactus

Taken by Us :

Wajah Lain Kaktus

Amanita sp ( Pretty but poisonous)



Taken by Us :

Amanita sp